TURKI TELAH KEMBALI
Museum Hagia Sophia Sah Menjadi Masjid (video:serambi on tv)
Beritatimur.id - Istanbul, 10 Juli 2020, Amerika meradang. Yunani meraung-raung. Eropa meronta-ronta. Tapi, Erdogan tetap mengubah Hagia Sophia kembali masjid.
Tak ada kekuatan internasional yang mampu menghentikan tekad Erdogan.
Setelah sekian lama Hagia Sophia dijadikan mesium oleh rezim sekuler Turki, kini azan kembali berkumandang dari dalam Hagia Sophia. Seperti yang dilakukan Sulthan Muhammad Al Fatih dahulu.
Erdogan tak akan berani lakukan ini kalau bukan karena semuanya telah dipersiapkan.
Bayangkan, kiri kanan kaum kafir meradang menanggapi rencana Erdogan untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Itu tidak mudah.
Tapi Erdogan sepertinya betul-betul yakin, bahwa Turki telah kembali. Turki sudah siap menghadapi semua serangan.
Turki hari ini bukanlah Turki era rezim sekuler dahulu yang menjadi "negara sakit di Eropa". Erdogan berhasil menjadikan bangsa Turki berdiri tegak di atas kaki sendiri. Tak perlu menjadi lamit/budak bagi bangsa lain.
Maka ketika negara negara kafir protes rencana Erdogan mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid, Erdogan mengatakan: "Ini urusan Turki, bukan urusan kalian".
Kumandang adzan untuk 'pertama kalinya' di Aya Sofya bergema lagi sejak 1 Februari 1935 tak lagi terdengar karena Aya Sofya menjadi museum di pemerintahan Kemal Attaturk.
Aya Sofya (Hagia Sophia) dibangun pada tahun 537 M sebagai Gereja Katedral Ortodoks. Tahun 1204 oleh tentara Salib kemudian diubah menjadi Gereja Katedral Katholik Roma oleh Kekaisaran Latin Konstantinopel.
Pada saat penaklukkan Konstantinopel tahun 1453, Sultan Muhammad Al Fatih membeli Aya Sofya dan membangunkan pengganti bangunan Gereja Katedral di lokasi lain tak jauh dari lokasi Aya Sofya. 29 Mei 1453 Aya Sofya difungsikan sebagai Masjid sampai 1 Februari 1935.
Ya, perjuangan meninggikan kalimah Allah memang lama. Setidaknya tak kurang dari 85 tahun lamanya hingga kini lantunan panggilan adzan kembali menggema di sana.
Ada kesabaran. Keteguhan. Kekuatan dan daya tahan yg ekstra diiringi dengan strategi politik yg jitu dalam perjuangan. Karena kita hanya 'memiliki' perjuangan. Sementara kemenangan hanya dimiliki Allah swt semata.
Kita? Masih tetap sabar dan teguh sembari terus mengencangkan tenaga, kan? Insya Allah.
Hari ini di sana. Esok hari di sini. Di negeri kita.