Kurikulum Berbasis Karakter : Membangun Generasi Berakhlak Mulia"

Susilo Hadi Prayitno 


Pendidikan berkarakter atau bisa disebut dengan pendidikan berakhlak  menjadi bagian yang paling penting  dalam sistem pendidikan nasional.

Di tengah kemajuan zaman yang serba teknologi sekarang ini, kita menghadapi banyak tantangan globalisasi.

Madrasah memiliki tanggung jawab besar untuk tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia agar menjadi pribadi yang berakhlak, bertanggung jawab, dan cinta tanah air.

Kita mencoba memahami apa itu Pendidikan Berkarakter?

Pendidikan berkarakter adalah proses pembelajaran yang bertujuan membentuk kepribadian peserta didik melalui penguatan nilai-nilai moral seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, peduli sosial, dan religius. Pendidikan ini tidak berdiri sendiri, melainkan harus menjadi bagian tak terpisahkan dari seluruh proses pendidikan, termasuk dalam kurikulum.

Mengapa Harus Diintegrasikan dalam Kurikulum?

Pengintegrasian nilai-nilai karakter dan nilai nilai akhlak ke dalam kurikulum memungkinkan proses pembentukan karakter dan akhlak berjalan secara sistematis dan konsisten.

Dengan demikian, setiap mata pelajaran, kegiatan madrasah, hingga interaksi antarwarga belajar di madrasah dapat menjadi sarana penanaman karakter dan akhlak yang efektif.

Misalnya, pelajaran Bahasa Indonesia bisa digunakan untuk menanamkan nilai kejujuran melalui cerita  rakyat, pelajaran PKN/PPKN/Pendidikan Pancasila bisa mengajarkan makna moderasi.wasathiyah, toleransi dan nasionalisme, sementara pelajaran Sains mengajarkan sikap tanggung jawab terhadap lingkungan.

Strategi Integrasi Pendidikan berkarakter.

Penguatan Nilai dalam Materi pelajaran, Kita

menyesuaikan materi ajar dengan muatan karakter agar secara individu memiliki akhlak yang mulia. Tidak hanya fokus pada aspek pengetahuan (kognitif), tetapi juga afektif dan psikomotorik

 Pembiasaan dalam Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan seperti berdoa bersama,sholat dhuha, hafalan asmaul khusna, surat surat pendek, budaya  antre dengan tertib, menjaga kebersihan kelas, dan gotong royong perlu menjadi rutinitas yang dibimbing oleh guru.

Keteladanan Guru dan Tenaga Pendidik

Guru sebagai teladan sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Perilaku guru sehari-hari bahkan tenaga kependidikan juga  menjadi contoh konkret yang pasti akan ditiru oleh siswa.

 Ekstrakurikuler dan Kegiatan Sosial

Kegiatan di luar kelas seperti pramuka, OSIS, kegiatan bakti sosial, dan lomba kebersihan kelas dan lingkungan juga berperan penting dalam membentuk karakter siswa secara langsung.

Bagaimana Tantangan dan Solusinya

Meskipun sangat penting, penerapan pendidikan berkarakter dan berakhlak masih menghadapi tantangan, seperti kurangnya pemahaman terhadap integrasi nilai karakter serta keterbatasan waktu dalam pembelajaran.

Solusinya adalah dengan mengadakan pelatihan guru secara berkala, evaluasi kurikulum berbasis karakter, dan dukungan dari semua pihak, termasuk orang tua dan masyarakat.

Kesimpulan:

Integrasi pendidikan berkarakter dan berakhlak dalam kurikulum madrasah bukan sekadar tambahan, melainkan keharusan. Melalui strategi yang tepat, pendidikan berkarakter dan berakhlak dapat menjadi pondasi yang kuat bagi lahirnya generasi penerus  yang  cerdas secara akademik maupun non akademik  juga menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan siap membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

Subscribe to receive free email updates: